Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyatakan Ujian Nasional (UN) 2018 akan diikuti 8,1 juta peserta didik. Mereka berasal dari 95.780 satuan pendidikan dari berbagai jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat, Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat dan pendidikan kesetaraan.
"Dari jumlah tersebut, sebanyak 78 persen peserta didik siap mengikuti UN berbasis komputer (UNBK) dan sisanya UN berbasis kertas pensil (UNKP)," ujar Kepala Balitbang Kemendikbud, Totok Suprayitno, dalam taklimat media di Jakarta, Selasa (13/3).
Jumlah peserta didik yang akan mengikuti UNBK pada 2018 sebanyak 6.293.552 peserta atau meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 3,7 juta peserta didik. Pada UN 2017, persentase peserta didik yang mengikuti UNBK sebanyak 65,4 persen dan UNKP sebanyak 34,6 persen.
Dia menjelaskan sejumlah provinsi siap menyelenggarakan 100 persen UNBK pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Provinsi-provinsi tersebut, yaitu Aceh, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah.
Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), provinsi yang siap menyelenggarakan 100 persen UNBK di antaranya Aceh, Banten, Bangka Belitung, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Gorontalo, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat. Kemudian, provinsi yang siap menyelenggarakan 100 persen UNBK pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di antaranya provinsi DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.
"Kami memuji peran serta pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ujian nasional tahun ini," tambah dia.
Untuk soal UNKP, saat ini dalam proses penyaluran naskah ke provinsi dan penggandaan naskah telah mencapai 100 persen untuk jenjang SMA/MA sederajat. Untuk jenjang SMP/MTs sederajat mencapai 19 persen (data per 9 Maret 2018).
Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Bambang Suryadi, mengatakan UNBK telah terbukti efektif meningkatkan indeks integritas dalam pelaksanaan UN. "Tantangan berikutnya adalah meningkatkan prestasi dan capaian dalam UN. Untuk itu perlu ada perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran," jelas Bambang.
Bambang menjelaskan beberapa pokok perbedaan pelaksanaan ujian nasional tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Di antaranya adalah soal isian singkat yang terdapat pada mata pelajaran matematika jenjang SMA/sederajat.
Kemudian pada tahun ini, sertifikat hasil ujian nasional (SHUN) menggunakan tanda tangan digital. Perbedaan lainnya, biaya untuk proktor dan pengawas ujian di satuan pendidikan menggunakan anggaran yang dibebankan pada dana bantuan operasional sekolah (BOS).
Untuk jenjang SMK, UN akan dimulai pada 2 hingga 5 April 2018. Jenjang SMA/Madrasah Aliyah (MA) diselenggarakan pada 9 sampai dengan 12 April 2018. Untuk peserta didik yang tidak dapat mengikuti UN pada tanggal yang ditentukan dapat mengikuti UN susulan pada 17 dan 18 April 2018.
Pada jenjang SMP/Madrasah Tsanawiyah (MTs), UN akan dilaksanakan pada 23 sampai dengan 26 April 2018. UN susulan akan diselenggarakan pada 8 dan 9 Mei 2018.
Untuk pendidikan kesetaraan program Paket C, UN dilaksanakan pada tanggal 27, 28, atau 29, 30 April dan 2 Mei 2018. Untuk program Paket B, UN akan dilaksanakan pada tanggal 4, 5, 6, dan 7 Mei 2018. Ujian nasional susulan untuk program Paket B dan Paket C akan dilaksanakan pada tanggal 11 sampai dengan 14 Mei 2018.
Baca juga:
Cara Memilih Bahan AjarKesalahan kesalahan Guru dalam Mengajar
Literasi Sains dalam Keluarga
Mengintegrasikan-ppk-literasi-4c-dan Hots dalam RPP Kurikulum 2013 revisi
Buku Kur 13 Rev 2017 Kelas X dan XI SMA
Silabus dan RPP Kurikulum 2013 Revisi 2017 SMA
sumber : republika.co.id
0 Response to "Kemdikbud : Ujian Nasional 2018 akan diikuti 8,1 juta Peserta Didik"
Post a Comment