Metode Pembelajaran Aktif, Belajar ala Jigsaw

Jigsaw
Belajar ala Jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan tehnik yang paling banyak dipraktikkan. Tehnik ini serupa dengan pertukaran kelompok-dengan-kelompok, namun ada satu perbedaan penting:
yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatif menarik bila ada materi belajar yang bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap siswa mempelajari sesuatu yang, blla digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau ketrampilan yang padu.

Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s. Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.Pada  model pembelajaran jigsaw  ini keaktifan siswa (student centered)  sangan dibutuhkan, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli.
Baca juga : metode pembelajaran resume kelompok
Langkah- Langkah dalam metode jigsaw
1.   Pillhlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian. Sebuah bagian bisa sependek kalimat atau spanjang beberapa paragraf. (Jika materinya panjang, perintahkan siswa untuk membaca tugas mereka sebelum pelajaran.)
Contohnya antara lain:
  • Modul berisi beberapa poin penting.
  • Bagian-bagian eksperimen ilmu pengetahuan
  • Sebuah naskah yang memlliki bagian atau subjudul yang berbeda.
  • Sebuah artikel setelah majalah atau jenis materi bacaan pendek yang lain
2.   Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa. Bagikan secara adil berbagai tugas kepada berbagai kelompok siswa. Sebagai contoh, bayangkan sebuah kelas yang terdiri dari 12 siswa. Dimisalkan bahwa anda bisa membagi materi pelajaran menjadi tiga segmen atau bagian. Anda mungkin selanjutnya dapat membentuk kuartet (kelompok empat anggota), dengan memberikan segmen 1,2. atau 3 kepada tiap kelompok. Kemudian. perintahkan tiap kuartet atau "kelompok belajar" untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari materi yang mereka terima. (Jika anda menghen-daki. anda dapat membentuk dua pasang "rekan belajar" terlebih dahulu dan kemudian menggabungkan pasangan-pasangan itu menjadi kuartet untuk berkonsultasi dan saling berbagi pendapat.)
3.   Setelah waktu belajar selesai. bentuklah kelompok-kelompok "belajar ala jigsaw." Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap "kelompok belajar” di kelas. Dalam contoh yang baru saja diberikan. anggota dari tiap kuar­tet dapat berhitung mulai dari 1, 2, 3, dan 4. Kemudian bentuklah kelompok belajar jigsaw dengan jumlah yang sama. Hasilnya adalah empat kelompok trio. Dalam masing-masing trio akan ada satu siswa yang telah mempelajari segmen 1, segmen 2, dan segmen 3. Diagram berikut ini menunjukkan urutannya.
4.   Perintahkan anggota kelompok "jigsaw" untuk mengajarkan satu sama lain apa yang telah mereka pelajari
5.   Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dalam rangka membahas pertanyaan yang masih tersisa guna memastikan pemahaman yang akurat.
Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang biberikan.
Sesuai dengan namanya, teknis penerapan tipe pembelajaran ini maju mundur seperti gergaji. Menurut Arends (1997), Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Jigsaw, yaitu:

Melakukan Pembelajaran Pendahuluan

  1. Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan dipelajarinya topik tersebut.
  2. Materi, Materi pembelajaran kooperatif model jigsaw dibagi menjadi beberapa bagian pembelajaran tergantung pada banyak anggota dalam setiap kelompok serta banyaknya konsep materi pembelajaran yang ingin dicapai dan yang akan dipelajari oleh siswa.
  3. Membagi Siswa Ke Dalam Kelompok Asal Dan Ahli, Kelompok dalam pembelajarn kooperatif model jigsaw beranggotakan 3-5 orang yang heterogen baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun latar belakang sosialnya
  4. Menentukan Skor Awal, Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis sebelumnya atau nilai akhir siswa secara individual pada semester sebelumnya.
Kegiatan Inti
  1. Setiap kelompok, membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli.
  2. Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua sub topik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.
  3. Siswa ahli kembali ke kelompok masing-masing untuk menjelaskan topik yang didiskusikannya.
  4. Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua topik.
  5. Pemberian penghargaan kelompok berupa skor individu dan skor kelompok atau menghargai prestasi kelompok.
 Sistem Evaluasi
  1. Dalam evaluasi ada tiga cara yang dapat dilakukan:
  2. Mengerjakan kuis individual yang mencaukup semua topik.
  3. Membuat laporan mandiri atau kelompok.
  4. Presentasi
Materi Evaluasi
- Pengetahuan (materi ajar) yang difahami dan dikuasai oleh mahasiswa.
- Proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa.

Kelebihan Metode Jigsaw
Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu: 

  1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar,karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya 
  2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat 
  3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat
Kelemahan
Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan yaitu :

  1. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
  2. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat.
  3. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan, untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.
  4. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.

VARIASI
  1. Berikan tugas baru misalnya menjawab sejumlah pertanyaan yang didasarkan pada pengetahuan yang akumulatif dari semua anggota kelompok belajar jigsaw
  2. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari ketrampilan, sebgai alternatif dari pemberian informasi kognitif.Perintahkan siswa untuk saling mengajarkan ketrampilan yang telah mereka pelajari.

Demikian, semoga bermanfaat.












Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Metode Pembelajaran Aktif, Belajar ala Jigsaw"

Post a Comment